Saturday, March 14, 2015

“Spider Goat” : Si Kambing Pembuat  Jaring Laba-Laba


Siapa yang tahu dengan Spider Goat? Sebelum mengenal lebih jauh mengenainya, tahukah kamu tentang domba dolly? Tentunya kita sudah mengenal dan banyak mendengar tentang si domba kloningan tersebut. Ya!! Dolly, domba pengaplikasian ilmu bioteknologi dari hasil rekayasa genetika untuk menciptakan makhluk hidup tanpa melalui perkawinan yang diciptakan oleh ilmuwan Scotlandia Dr. Ian Welmut pada tahun 1996.


Nah, bagaimana dengan "Spider Goat"? hewan seperti apakah "Spider Goat" ini?

Spider goat juga merupakan salah satu inovasi penerapan dari ilmu bioteknologi seperti domba dolly. Tetapi berbeda dalam hal proses perekayasaan genetikanya. Domba dolly diciptakan melalui teknik kloning, yaitu sebuah teknik pentransferan/penggabungan inti dari sel donor ke sel telur yang telah dikeluarkan intinya, antara dua individu yang memiliki materi genetik yang sama (identik). Lain halnya dengan Spider Goat ini. Spider goat merupakan hewan hasil modifikasi genetik berupa kambing transgenik/kambing GMOs (Genetically Modified Organisms) yang dalam proses perekayasaan gennya menggunakan teknik rekombinasi DNA, yaitu sebuah teknik pengubahan gen yang dilakukan dengan cara menyisipkan gen lain ke dalam plasmid sehingga menghasilkan individu yang memiliki sifat tertentu sesuai dengan keinginan si pembuat.

Mengapa kambing ini dijuluki sebagai “Spider Goat” dan Bagaimana proses perekayasaan gennya  sehingga kambing ini bisa dijuluki sebagai “Spider Goat”??

Kambing ini dinamakan sebagai Spider goat karena dapat menghasilkan sutra laba laba (jaring laba laba) dalam susu yang dihasilkannya. Mengapa bisa demikian? Randy Lewis, seorang profesor biologi molekuler dan peneliti lainnya dari Universitas Wyoming, telah mengembangkan cara untuk memasukkan/menyisipkan gen laba-laba sutra ke dalam DNA kambing betina. Cara penyisipan Gen ke DNA tersebut dinamakan Rekombinasi DNA atau bisa disebut dengan DNA Rekombinan. Hasilnya, kambing betina dapat membentuk protein sutra laba-laba dalam susu mereka. Protein tersebut diaktifkan menggunakan asam amino yang kemudian menjadikan susu sebagai tiruan serat jaring laba laba. Susu yang dihasilkan kemudian diperah lalu dimurnikan dan dikeringkan. Hasil akhirnya akan menjadikan microfiber (benang sutra tipis). Selanjutnya, microfiber dipintal menjadi benang dengan ketebalan diameter 1 mm. Benang berketebalan daiameter 1 mm tersebut dinamakan BioSteel.


Scanning electron micrographs of an ADF-3 as-spun fiber. 

Bagaimana Kelanjutan Perkembangan "Si Kambing Penghasil Jaring Laba laba" ini??

Pada bulan Februari 2010, kambing yang telah disisipkan oleh gen laba laba sutra, telah diubah menjadi embrio kambing. Beberapa persen dari kambing yang akhirnya mendapat gen tersebut. Misalnya, dari tujuh anak-anak kambing yang dilahirkan, tiga telah diuji positif karena memiliki gen protein sutra. Ketika kambing transgenik itu mempunyai anak dan mulai menyusui, para peneliti akan mengumpulkan susunya dan memurnikan protein sutra laba-laba menjadi banyak. Selain kemampuan mereka untuk memproduksi protein sutra laba-laba, kambing tersebut tampaknya tidak memiliki perbedaan lain dalam hal kesehatan, penampilan, atau perilaku dibandingkan dengan kambing normal lainnya.




Mengapa Kambing Penghasil Jaring Laba laba ini Diciptakan?? Adakah Manfaatnya??

Kira-kira sudah lebih dari 10 tahun silam penerapan ilmu bioteknologi, khususnya pada rekayasa genetika hewan transgenik “Kambing si pembuat jaring laba laba" ini dimanfaatkan dan sudah dikomersialkan produk DARI hasil susu kambingnya. Pada bulan januari tahun 2002, Perusahaan Kanada Nexia Biotechnologies bekerja sama dengan Militer Amerika telah mempublikasikan bahwa mereka berhasil mengekstraksikan serat protein laba-laba ke dalam susu kambing. Dan proyek penelitiannya telah dipublikasikan di dalam Jurnal Science. Proyek penelitian susu kambing sutra ini telah menghasilkan produk benang Biosteel.
BioSteel lebih kuat dari baja, memiliki kekuatan 150.000 kg perinci persegi dan kompatibel dengan tubuh manusia. Maka dari itu biosteel ini dimanfaatkan di dunia kemiliteran sebagai bahan untuk membuat kevlar/rompi anti peluru. Tidak hanya termanfaatkan dibidang kemiliteran saja, karena kekuatan dan keelastisitasannya, biosteel dapat digunakan juga untuk keperluan medis, seperti untuk membuat benang operasi, sarung tangan bedah, ligamen dan tendon buatan, untuk menjahit luka mata, dan untuk perbaikan rahang. Pemanfaatan Biosteel ini juga bisa untuk keperluan dalam bidang olahraga, yaitu sebagai bahan pembuat jaring raket tennis.

Ada Apakah Dengan Sutra Laba-Laba?

Menurut penelitian, dalam suatu jurnal scientist tahun 1996 ternyata bahwa sarang laba-laba/jaring yang dikeluarkan oleh laba-laba tersebut ternyata terbuat dari molekul yang berbentuk serat dengan kadar kimiawi 42% glisin, 25% alanin, 33% glutamin, serin, triosin. Analisa resonansi magnetik terhadap serat tersebut, bagi yang mengandung 40% alanin menunjukan suatu struktur yang terorganisir sangat kuat dan rapi, tahan air dan tahan karat. Lalu dalam ukuran yang sama maka kekuatannya lebih besar sebanyak 5 kali dibandingkan struktur baja dan 2 kali lebih lentur dari nylon. Menurut beberapa penelitian sarang laba-laba mampu mengikat capung dan serangga lainnya  dalam level jenis dan masa yang lebih besar dari laba-laba itu sendiri, sehingga bisa dikatakan bahwa sarang laba-laba adalah sarang paling kuat yang dibuat oleh makhluk hidup dalam level yang lebih besar dibandingkan pemangsanya.

Mengapa harus disisipkan pada DNA Kambing?

Sutra laba-laba yang dihasilkan dari jaring laba-laba tersebut, sebenarnya sudah bisa digunakan dalam pembuatan biosteel sebagai bahan kevlar anti peluru, benang operasi, sarung tangan bedah, dll. Tetapi pembuatannya belum bisa untuk diproduksikan secara banyak dan besar besaran. Dalam mendapatkan sutra laba-laba yang cukup untuk keperluan diatas memerlukan sejumlah besar laba-laba untuk diternakkan. Namun, laba-laba cenderung bersifat teritorial, sehingga ketika para peneliti mencoba membuat peternakan laba-laba, laba-laba tersebut akan saling membunuh satu sama lainnya.
Oleh karena itu Nexia Biotechnologies, salah satu perusahan yang bergerak dibidang pembuatan biosteel menemukan inovasi untuk menyisipkan gen sutra laba laba tersebut ke dalam DNA kambing betina. Nah kambing yang telah disisipi gen penghasil sutra laba-laba tersebut menyediakan kemudahan untuk memproduksi biomaterial pada skala besar dan komersial.

Referensi :
Campbell, Neil A.2002. Biologi Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Lazariz, Anthoula. Spider Silk Fibers Spun from Soluble Recombinant Silk Produced in Mammalian Cell. 2002. http://www.sciencemag.org/ (Jurnal : “Spider Silk Fibers Spun from Soluble Recombinant Silk Produced in Mammalian Cell”  Dipublikasikan 18 January 2002 oleh Anthoula Lazariz dkk.)

Anonim. Spider Silk Fibers Spun. 2009. www.ohio.edu/.../Spider%20silk%202009.pdf