Friday, December 27, 2013
Thursday, December 26, 2013
Si Prebiotik Teman Baik Usus
Lactobacillus
casei adalah bakteri
Gram-positif, anaerob fakultatif, tidak memiliki alat gerak, tidak menghasilkan
spora, berbentuk batang dan menjadi salah satu bakteri yang berperan
penting. Lactobacillus casei
mempunyai ukuran tubuh
sekitar 0,7 – 1,1 x 2,0 – 4,0 µm.
Secara alamiah Lactobacillus
casei terdapat di membran mukosa dan sistem
pencernaan khususnya menempel di dinding usus (flora normal). Tempat yang
paling nyaman pada bakteri ini adalah di dalam usus, karena Lactobacillus
casei mampu bertahan dari pengaruh asam
lambung, dan juga mampu bertahan dalam cairan empedu sehingga mampu bertahan
hidup hingga usus halus. Lactobacillus casei
juga dapat tumbuh dan dikembangbiakkan sebagai suplemen makanan dan minuman
yang apabila dikonsumsi dalam jumlah yang seimbang akan memberikan dampak
positif bagi kesehatan.
Bakteri Lactobacillus casei Shirota strain
adalah galur unggul yang mudah dan cocok untuk dikembangbiakkan dalam minuman
dasar susu atau susu fermentasi, yang tumbuh pada temperatur 15˚C sampai 41 ˚C dengan
pH lebih besar dari 3,5 (Margawani, 1995). Bakteri
ini juga mudah beradaptasi, dan bisa
diisolasi dari produk ternak segar produk pangan segar dan fermentasi. Dari
segi industrial, Lactobacillus casei mempunyai peran dalam
probiotik manusia dan kultur starter pemproduksi asam untuk fermentasi susu.
Mengapa Lactobacillus casei dikatakan bakteri probiotik?
Lactobacillus
casei disebut bakteri probiotik karena bisa dikembangbiakkan menjadi suplemen
makanan/minuman yang apabila dikonsumsi dalam jumlah seimbang akan
memberikan dampak positif bagi kesehatan. Dampak positif/perananya dalam
kesehatan manusia, diantaranya:
1.
Meningkatkan
jumlah bakteri baik dalam usus dan menurunkan bakteri jahat dengan memproduksi
asam laktat. Dalam memproduksi asam laktatnya ini, Lactobacillus casei membuat lingkungannya menjadi
asam (yang diakibatkan penurunan PH) untuk mengganggu pertumbuhan beberapa
bakteri merugikan di dalam usus manusia.
2. Mencegah gangguan pencernaan
terutama konstipasi dan diare serta mengaktifkan sel-sel kekebalan tubuh.
3.
Mengontrol organisme yang dapat menimbulkan efek toksik di dalam saluran
pencernaan manusia, diantaranya yaitu Escherichia
coli.
4.
Memperbaiki penyerapan kalsium pada usus, melancarkan buang
air besar, penyerapan bahan karsinogenik, membunuh bakteri patogen dan bersifat
anti tumor.
5.
Menghalangi
pertumbuhan Helicobacter
pylori, dan membantu microflora di usus besar. Lactobacillus casei dapat menghasilkan suatu senyawa
yang bersifat antimikroba untuk menekan pertumbuhan Helicobacter pylori karena bereakasi dengan susu asam atau
fermentasi (Dwyana, 2009).
Referensi:
Rahayu, E.S. Perkembangan Terkini Penggunaan
Probiotik dalam Industri Susu. Food
Review Indonesia IV. 2009.
Slonczewski, J. Microbiology An Evolving Science.
Alabama: W.W. Norton & company. 2008.
Cahyanti, Nahnia. Probiotik Lactobacillus
casei pada Yoghurt Susu. http://jtp.ub.ac.id/index.php/jtp/article/viewFile/350/689. Jurnal Teknologi Pertanian
Universitas Semarang. Diakses pada tanggal 26 Desember 2013. Pukul 11.00 WIB
Tuesday, November 26, 2013
Subscribe to:
Posts (Atom)